Jumat, 21 Desember 2012

PSIKOLOGI KESEHATAN DAN PENERAPANNYA DALAM MANUSIA DAN BAKAT LINGKUNGAN



A.      Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.

B.       Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lain dari lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di kampus, lingkungan biotiknya berupa teman-teman kampus, para dosen-dosen serta rektor, dan semua orang yang ada di kampus, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di sekitaran kampus. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung kampus, dan berbagai macam benda mati yang ada disekitarnya.

C.      Bakat Lingkungan
Mendengar istih bakat atau anak berbakat sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bakat mengandung arti memiliki kemampuan luar biasa dalam diri seseorang seperti berbakat dalam bermain musik, berbakat dalam melukis atau berbakat  dalam bernyayi. Tes IQ, seperti yang dikenal, adalah tes yang mengukur kemampuan intelektual individu atau potensi seseorang.
Para ahli biasanya menggunakan nilai IQ untuk mengukur bakat seseorang. Semakin tinggi skor IQ seseorang, semakin tinggi kemampuan seseorang dalam belajar. Walaupun sebenarnya tidak menjadi jaminan orang yang memiliki IQ tinggi itu berhasil. Ada orang yang memiliki IQ tinggi tetapi tidak berkembang bahkan terlihat biasa-biasa saja dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Kecerdasan seseorang tidak hanya dinilai dari sisi kemampuan intelektualnya saja. Kecerdasan seseorang adalah sebuah proses dalam meyelesaikan masalah diri dari rentang perjalanan hidupnya. Dengan tanpa melakukan tes kecerdasan, seorang anak kecil menggunakan kecerdasannya dengan merengek dan berkoar-koar untuk mengekspresikan agar keinginannya bisa terpenuhi.
Perjalanan hidup seseorang dari bayi hingga dewasa memiliki peranan dalam membagun diri dan memengaruhi lingkungan masyarakat. Sebuah kecerdasan alami yang bisa ditingkatkan dengan terus diberikan pasilitas positif dari keluarga dan lingkungan masyarakat.

Jenis-jenis bakat antara lain:
1.        Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
2.        Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan bakat
1.        Faktor Intern
a.       Faktor bawaan (genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat (Yusuf ; 2004 ; 31). Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik dan artistic serta atletis.
b.      Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakatnya (Asror ; 1999 ; 93).

2.        Faktor Ekstern
a.       Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan terbagi atas :
1)        Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ; 1998 ; 171).
2)        Lingkungan sekolah
Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang bersifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
3)        Lingkungan sosial
Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat

D.      Hubungan Manusia/Individu dengan Lingkungannya
Telah dikemukakan bahwa lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan individu. Lingkungan secara garis besar dapat dibedakan:
1.    Lingkungan fisik
Yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya tanah, keadaan musim dan sebagainya. Lingkungan alal yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu.
2.    Lingkungan sosial
Yaitu merupakan lingkungan masyarakat yang adanya interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu.

Beberapa sikap individu terhadap lingkungan, antara lain:
a.    Individu menolak atau menentang lingkungan. Dalam keadaan ini lingkungan tidak sesuai dengan yang ada didalam diri individu.
b.    Individu menerima lingkungan.dalam hal ini lingkungan sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri individu atau individu merasa cocok dengan lingkungan tersebut.
c.    Individu bersikap Netral. Dalam hal iniindividu tidak menerima tetapi juga tidak menolak. Individu dalam keadaan status quo terhadap lingkungan.

Interaksi antara manusia dengan lingkungannya terjadi dari sejak manusia lahir dan menempati dunia ini. Diketahui bahwa interasksi antara mansuia dan lingkungannya sangatlah kompleks. Hal ini disebabkan oleh karena banyaknya karakteristik yang dimiliki baik manusia dan lingkungan hidupnya yang secara bagian per bagian atau unsur-unsur akan saling berainteraksi. Hubungan atau interaksi tersebut adalah merupakan interaksi yang saling menguntungkan antara satu dengan lainnya.
Dalam sebuah ekosistem manusia adalah menjadi faktor penentu pada ekosistem tersebut. Sehingga menjadi penting untuk mansuia agar dalam melakukan interaksi tersebut agar dapat melanjutkan kehidupan mansuia dan tetap berorientasi pada upaya melestarikan lingkungan hidupnya.
Dalam kesatuan ekosistem kedudukan mansuia adalah merupakan sau kesatuan ekosistem. Kehidupan mansuia tentulah tidak dapat dipisahkan dari lingkungannhya. Oleh karena itu sama dengan makhluk lain kelangsungan hidup manusia sangat ditentukan oleh kondisi lingkungannya.
Interaksi yang terjadi antara manusia dan lingkungan adalah merupakan interaksi yang saling menguntungkan antara manusia sebagai organisme dengan lingkungan.  Dalam interaksi tersebut manusia membutuhkan daya dukung lingkungan demikian pula sebaliknya. Manusia sebagai orgaisme yang hidup pada lingkungan tertentu sangat membutuhkan lingkungan yang memiliki daya dukung yang besar tehadap kelangsungan hidup manusia. Bentuk interaksi tersbut akan menentukan apakah interaksi yang terjadi antara manusia sebagai organisme dalam ekosistem tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor tertentu
Jadi lingkungan hidup manusia dipengaruhi oleh sifat dan kondisi serta kelakuan dari benda hidup dan benda mati tersebut. Misalnya air sebagai salah satu komponen penting lingkungan hidup kita, tidak kemudian kuantitas air yang menjadi penting tetapi termasuk didalamnya adalah suhu, derajat keasaman (Ph) dan kejernihan air yang merupakan indikator penting  dalam lingkungan hidup manusia. Pada kondisi tertentu kuantitas air yang rendah jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan kuantitas air yang lebih tinggi.

E.       Korelasi Antara Manusia dengan Lingkungan
1.        Pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi berarti ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Kita mengenal beberapa definisi untuk ekologi, misalnya:
a)        Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya.
b)        Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk hidup.
c)        Ekologi ialah biologi lingkungan.
Bertolak dari definisi ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya maka ekologi dapat juga diartikan sebagai imu yang membahas hubungan manusia dan lingkungannya dipandang dari kepentingan dan kebutuhan  manusia terhadap lingkungan itu sendiri.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antara makhluk hidup dengan benda tidak hidup di tempat hidup atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan bahwa ekologi mencoba memperkirakan dan menggambarkan sebagian besar rantai makanan manusia.
Para ahli ekologi mempelajari perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu kepada makhluk hidup yang lain dalam lingkungannya serta faktor-faktor yang menyebabkannya. Serta perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Kini para ekolog (orang yang mempelajari ekologi) berfokus kepada ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode untuk mempelajari suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita, sedangkan ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.

 2.    Lingkungan Hidup Manusia
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1 Angka 1 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai “kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”.
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosisten yakni, suatu unit atu satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosisten terdapat komponen abiotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya: tanah, udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer, air, cahaya, suhu atau temperatur, Sedangkan komponen biotik diantaranya adalah: produsen, konsumen, pengurai.

F.       Pengaruh Manusia Pada Alam Lingkungan Hidupnya
Manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya maupun komunitas biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya masih sedikit dan primitif.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif ataupun negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki kemampuan berfikir dan penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata sosial dan pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang. Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan.

Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan, antara lain:
1.    Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan  Sumber Daya Alam makin menciut (depletion);
2.    Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
3.    Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
4.    Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan longsor;
5.    Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri;

Peranan Manusia yang bersifat positif terhadap lingkungan, antara lain :
1.    Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui;
2.    Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
3.    Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya;
4.    Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus;
5.    Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.

Literatur
·      (http://www.facebook.com/grup/smasyamtala/note/peranan-manusia-dalam-lingkungan-hidup)

KAMPANYE PERUBAHAN SOSIAL



Kampanye merupakan suatu usaha untuk melakukan pendekatan kepada khalayak yang bertujuan supaya khalayak dapat mengerti dan memahami serta mengikuti apa yang di anjurkan dalam kampanye tersebut.
Perubahan sosial adalah segala perubahan padsa lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbanding­an dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-peru­bahan.
Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang meng­alami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.

A.      Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli
a.         William F Ogburn mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial.
b.        Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
c.         MacIver mengatakan bahwa perubahan sosial  sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
d.        L.Gillin dan JP.Gillin mengatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
e.         Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan social menunjukkan pada modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
f.         Selo Soemardjan mengatakan bahwa segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

B.       Bentuk-bentuk perubahan, yaitu :
1.        Perubahan lambat dan perubahan cepat.
2.        Perubahan kecil dan perubahan besar.
3.        Perubahan yang dikehendaki atau perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau perubahan yang tidak direncanakan.

Perubahan lambat
Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks.

Perubahan cepat
Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu.
Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung terciptanya revolusi, yaitu :
1.         Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
2.         Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
3.         Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
4.         Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
5.         Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.

Perubahan berpengaruh besar
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, system mata pencaharian, dan straktifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industry dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian

Perubahan berpengaruh kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur social yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis.

Perubahan yang direncanakan
Prubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu dibawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki.misalnya, untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB)

Perubahan yang tidak direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi diluar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karena itu, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan pemukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.

C.      Bentuk dan peranan kampanye social dalam perubahan social
Dewasa ini banyak problema social yang dihadapi oleh masyarakat seperti: penyalahgunaan obat bius, alcohol, AIDS, kekurangan gizi dan kesadaran berlalu-lintas. Problema tersebut telah diupayakan pemecahannya oleh para ahli. Meskipun demikian tetap terbuka kemungkinan terjadinya kontroversi yang mengandung perdebatan antara pihak yang pro dan kontra. Contoh seperti penanganan pedagang asongan melalui program “Esok Penuh Harapan” ataupun pemberian uang kepada pengemis dijalan raya, merupakan contoh tepat tentang hal ini.
Salah satu yang menonjol dalam upaya pemecahan masalah social adalah dengan kampanye social melalui iklan-iklan layanan masyarakat dan artikel dimedia massa cetak. Sejauh ini, kampanye sosial seperti itu masih berlangsung terus. Disisi lain, masyarakat juga menanggapinya dengan baik, meskipun masih diragukan, apakah mereka akan langsung mewujudkannya ke dalam perilaku atau tidak.
Perdebatan muncul ketika dipertanyakan samapi sejauh mana pendekatan perubahan social yang ada sekarang ini berhasil mengurangi problema sosial yang ada. Hal itu disebabkan upaya pemecahan masalahnya dirasakan hanya memberi pengaruh yang relative kecil.
Berdasarkan kenyataan tersebut, sebenarnya yang dibutuhkan adalah suatu pendekatan sosial yang tepat, yang mampu diandalkan untuk mengidentifikasikan problema sosial yang ada. Begitupun modelnya, mudah diterapkan berulang-ulang pada situasi yang beragam.
Agar konsep ini lebih jelas dan dapat menggambarkan pentingnya suatu strategi pemasaran social yang tepat, dapat dikemukakan suatu contoh, misalnya kegagalan kampanye Anti Sampah di Amerika Serikat. Rothschild mengemukakan bahwa kegagalan kampanye tersebut, karena:
a.         Sampah bukan menjadi kepentingan dan perhatian utama sebagian orang.
b.        Masyarakat umum memiliki sedikit keterlibatan sebelumnya dengan masalah sampah ini (keterlibatan waktunya rendah).
c.         Sikap anti sampah menyusahkan, tidak menyenangkan dan mengeluarkan biaya tinggi bagi pribadi.
d.        Pesan ajakan anti sampah tidak bisa umum. Pesan itu hrus disesuaikan dengan kondisi setiap kelompok masyarakat.
D.      Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan, yaitu :
1.        Faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan, meliputi:
a.       Kontak dengan kebudayaan lain.
b.      Sistem pendidikan yang maju.
c.       Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
d.      Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang.
e.       System lapisan masyarakat yang terbuka.
f.       Penduduk yang heterogen.
g.      Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
h.      Orientasi kedepan.
i.        Nilai meningkatkan taraf hidup.
2.        Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan, meliputi:
a.       Kurangnya berhubungan dengan masyarakat-masyarakat lain.
b.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c.       Sikap masyarakat yang tradisionalistis.
d.      Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat.
e.       Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
f.       Prasangka terhadap sesuatu yang baru/asing.
g.      Hambatan ideologis.
h.      Kebiasaan.
i.        Nilai pasrah

E.       Tujuan kampanye sosial :
1.        Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran target adopler
Kampanye perubahan social memiliki tujuan yang dibatasi hanya pada upaya untuk melengkapi informasi baru pada masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat dari beberapa tujuan yang diinginkan dengan mengarahkan perubahan pengetahuan dalam dirinya.
Informasi atau pendidikan public seperti itu dapat terlihat dalam kampanye nilai gizi makanan dan peningkatan kesadaran akan gizi, atau bagaimana cara menghindari virus HIV/AIDS. Kamoanye seperti ini relative lebih mudah dilakukan sebab tidak sampai pada upaya mengubah sikap dan perilaku yang lebih mendalam.
2.        Mempersuasi target adopler melakukan sebuah tindakan social
Misalnya mengkampanyekan dan mempengaruhi masyarakat agar mau membasm hewan peliharaan mereka (ayam, burung dll) dalam mencegah virus flu burung atau membersihkan lingkungan untuk mencegah demam berdarah.
Kampanye yang berorientasi pada tindakan social dilakukan tidak hanya dengan memberi informasi pada target adopler, namun juga menggunakan cara tindakan yang khas. Dengan demikian, biaya yang dibutuhkan jauh lebih besar.
Kampanye tingkat laku memasukkan upaya-upaya meraih masyarakat untuk menghentikan narkoba, berhenti merokok dan mengubah kebiasaan makan “junk food” yang berlebihan untuk mengurangi kegemukan. Perubahan tingkah laku akan lebih sulit dicapai daripada hanya mengubah pengetahuan. Masyarakat harus berhenti memakai kebiasaan-kebiasaan lama, melainkan mempelajari kebiasaan-kebiasaan baru serta menjaga pola tingkah laku yang baru.
3.        Megubah kepercayaan atau nilai-nilai
Tahap akhir dari perubahan social adalah dengan melibatkan perubahan kepercayaan atau nilai-nilai yang ada. Seperti kampanye tentang pembauran (umumnya berkaitan dengan WNI keturunan Cina) yang berupaya untuk mengubah ide masyarakat yang didasari atas prasangka fanatic yang menggeneralisasikan suatu hal. Upaya seperti ini akan menggugat nilai-nilai dasar seseorang.
Kebanyakan agen perubahan social memilih menggunakan hukum dan sanksi legal untuk memperkenalkan perilaku dan nilai-nilai baru yang akan diterima (diadopsi) masyarakat untuk berubah dalam perilaku dan nilai-nilainya. Dengan begitu,terlihat bahwa sanksi hukum adalah penyebab terjadinya perubahan.

Tantangan pemasaran dan kampanye social
Elemen-elemen dari setiap proses kampanye social adalah:
1.        Cause (alasan/maksud), yaitu suatu tujuan social yang dipercaya oleh agen perubahan untuk menjawab permasalahan social yang ada di dalam masyarakat.
2.        Change agent (agen perubahan), yaitu individu, organisasi atau persekuan yang akan membawa perubahan social dalam hubungannya dengan kampanye perubahan social.
3.        Target adopter (pemakai sasaran), yaitu individu, kelompok atau populasi yang menjadi sasaran perubahan social.
4.        Channel (saluran), yaitu saluran komunikasi dan distribusi tempat terjadinya pertukaran pengaruh dan tanggapan yang dikirimkan antara agen perubahan dengan pemakai sasaran.
5.        Change strategy (strategi perubahan), yaitu pengaturan dan program yang diambil agen perubahan untuk memberi efek perubahan perilaku dan sikap penerima sasaran.

Setiap cause social mempunyai tujuan social yang ingin dicapai. Tujuan tersebut akan melibatkan pencapaian perubahan-perubahan dimasyarakat.

Kasus-kasus kampanye perubahan social
Kampanye perubahan social bukanlah fenomena yang baru. Sejak zaman yunani dan Romawi Kuno hal ini telah berlangsung yaitu sejak mereka mengupayakan pembebasan para budak. Di Inggris, selama revolusi industry diadakan kampanye pemberantasan pekerja dibawah umur serta pemberian hak-hak bagi kaum wanita.
Sekarang ini kampanye perubahan social difokuskan pada perubahan:
a.         System kesehatan, seperti: anti merokok, pencegahan dan penyalahgunaan obat bius dan alcohol, program peningkatan kesehatan gizi dan fisik serta pencehan penularan AIDS.
b.        System lingkungan, seperti: air bersih, udara bersih, daur ulang, perlindungan tanaman dan hutan serta satwa langka.
c.         System pendidikan, seperti: pemberantasan buta huruf serta wajib belajar.
d.        System ekonomi, seperti: pelatihan kerja serta upaya menerik investor asing.

Contoh lainnya adalah kampanye memasyarakatkan penggunaan sepeda kepada mahasiswa melalui media poster. Kampanye ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Dimana dengan bersepeda kita bebas dari emisi karbon, mengurangi polusi udara, mudah diparkir, mengurangi konsumsi energy, mengurangi gas efek rumah kaca, serta bersepeda adalah terapi untuk sistem cardiovascular, sehingga membuat hidup lebih sehat.